Apakah yang dimaksud dengan shalat minta hujan? Pernahkah kamu mendengar tentang shalat minta hujan atau justru masih sangat awam dengan shalat sunnah yang satu ini?
Jika iya, mari perkaya wawasan kamu dengan menyimak penjelasan berikut.
Daftar Isi
Defenisi Sholat Minta Hujan
Sholat minta hujan atau yang dikenal juga dengan shalat Istisqa, merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan dengan berjamaah (bukan dilaksanakan sendiri) dengan maksud memohon kepada Allah Subhannahu Wa Ta’ala agar segera diturunkannya hujan.
Biasanya shalat ini dilaksanakan apabila terjadi masa kemarau panjang yang menyulitkan, atau apabila diperlukannya kedatangan hujan untuk hajat tertentu.
Misalnya seperti kebakaran hutan yang membutuhkan hujan untuk memadamkannya agar kebakaran tersebut berhenti.
Adapun tiga hari sebelum dilaksanakannya shalat istisqa di suatu daerah, biasanya pemimpin atau pejabat di daerah tersebut akan menyerukan himbauan untuk berpuasa kepada masyarakatnya, bertaubat serta meningkatkan intensitas ibadah dan menjauhi perbuatan maksiat.
Baca juga : Tata Cara Sholat Taubat
Hukum Sholat Minta Hujan
Mengenai Shalat minta hujan hukumnya adalah Sunnah Mu’akad, maknanya adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Waktu Pelaksanaan Sholat Minta Hujan
Adapun tentang waktu pelaksanannya ada beberapa pendapat dari para ulama. Yaitu :
Pendapat Pertama
Waktu pelaksanaan shalat minta hujan dimulai sejak pagi seperti halnya waktu shalat Idul Fitri dan Idul Adha dan berakhir sampai masuk waktu shalat Ashar. Yang mana merupakan pendapat Imam Al-Bandaniji.
Menurut beliau, pelaksanaan sholat minta hujan sama seperti halnya sholat Id, baik dalam hal tata caranya maupun dalam waktu pelaksanaannya.
Hanya saja waktu sholat Id seperti yang kita ketahui berakhir sampai matahari terbenam, sedangkan sholat minta hujan berakhir sampai tibanya waktu sholat Ashar.
Pendapat Kedua
Ulama Malikiyah dan Hanabilah yang memiliki pendapat bahwasannya waktu pengerjaan sholat minta hujan sama seperti waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha.
Yang mana juga sama pendapatnya dengan Imam Al-Mahamili dan Abu Hamid Al-Isfirayini.
Pendapat ini berdasar pada hadits riwayat Imam Tirmizi dari Ibnu Abbas, dia berkata :
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج متبذلا متواضعا متضرعا حتى أتى المصلى فلم يخطب خطبتكم هذه ، ولكن لم يزل في الدعاء ، والتضرع ، والتكبير ، وصلى ركعتين كما كان يصلي في العيد
“Rasulullah Saw berjalan menuju tempat sholat dengan penuh ketundukan, tawadhu’, dan kerendahan hati hingga tiba di tempat sholat. Lalu beliau berkhutbah tidak sebagaimana biasanya, melainkan beliau tidak henti-hentinya berdoa, merendah, bertakbir dan melaksanakan sholat dua rakaat sebagaimana beliau melakukan sholat‘Id.”
Pendapat Ketiga
Waktu pelaksanaan shalat minta hujan tidak terikat dengan waktu-waktu khusus. Maknanya, shalat minta hujan ini boleh dilaksanakan baik pada pagi hari, siang maupun malam asal tidak dilakukan di waktu-waktu yang dimakruhkan.
Pendapat ini adalah pendapat ulama Syafiiyah yang mana merupakan pendapat yang paling kuat dan diikuti oleh sebagian besar ulama.
Tata Cara Sholat Minta Hujan
Pada hakikatnya pelaksanaan sama seperti shalat Id yang berjumlah dua rakaat, hanya saja perbedaannya terdapat pada penempatan khutbah, pembacaan takbir, serta arah khatib pada khutbah kedua.
Untuk lebih jelasnya lagi Dakwah Sahabat akan merincikan mengenai tata cara pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Niat
Menurut para ulama Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan Imam Malik tidak ada lafadz khusus dalam niat sholat istisqa.
Tanpa mengatakan atau melafadzkanpun sudah tersampaikan niatnya sesuai dengan yang diniatkan untuk dikerjakan, selagi diniatkan dengan bersungguh-sungguh.
2. Takbir
Takbir adalah gerakan dimana semua jari-jari dirapatkan dihadapkan kedepan dan mengangkat kedua tangan ujung jarinya sejajar dengan pundak atau telinga. tetapi tidak menempel atau terlalu dekat, seraya mengucapkan “Allaahu Akbar”.
Kemudian menyedekapkan kedua tangan dengan posisi tangan kanan diatas tangan kiri seraya mengembangkan jari-jari tangan kanan dengan cara menggenggam tulang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan.
Pada rakaat pertama, takbir (gerakan diatas) dilakukan sebanyak 7x, sedangkan pada rakaat kedua dilakukan sebanyak 5x sebagaimana halnya pelaksanaan shalat Id.
3. Membaca Doa Iftitah
Setelah menyelesaikan takbir, pada posisi tangan masih besedekap atau berada di Ulu Hati (Dada Awal), hendaklah selanjutnya membaca doa Iftitah.
Doa iftitah ini hanya dibaca pada rakaat pertama saja. Salah satu dari bermacam-macam doa iftitahnya adalah sebagai berikut:
Doa berikut diriwayatkan oleh Ibnu Umar ketika beliau shalat bersama Nabi bersama para sahabat lainnya ada seseorang yang membaca doa iftitiah berikut
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahuakbaru kabira, walhamdulillahikatsira, wasubhaa nallahibukra ta wa ashilaa.
“Allah Maha Besar dengan segala kebesarannya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik di waktu pagi dan petang.”
4. Membaca Surah Al-Fatihah
Pada setiap rakaat diwajibkan membaca surat Al-Fatihah :
Bismillahir-rahmanir-rahim. Al-hamdulillahi rabbil ‘aalamin. Arrahmaanirrahim. Maaliki yaumid-din. Iyyaakana’budu wa iyaakanasta’in. Ihdinas-siraatal-mustaqim. Siraatal ladzina an’amta ‘alaihim gairil-magduubi ‘alaihim wa lad-dallin.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
5. Membaca Surat Atau Ayat-Ayat Dari Al-Qur’an
Selesai membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua, selanjutnya membaca satu surah atau ayat-ayat tertentu dari al-Qur’an. Misalnya surah Al-Ikhlas :
Bismillahir-rahmanir-rahim. Qul huwallahu ahad. Allahus-samad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
6. Rukuk
Selanjutnya ruku’ dengan cara mengangkat kedua tangan setinggi telinga seraya membaca “Allahu Akbar”, lalu badan membungkuk.
Kedua tangan menggengam lutut, mata memandang tempat sujud, punggung dan kepala rata, kemudian membaca doa:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih 3x
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji bagi-Nya.”
7. I’tidal
Kemudian melakukan i’tidal, yakni bangun dari rukuk untuk berdiri tegak, dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, seraya mengucapkan:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami’allaahu liman hamidah
“Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saat i’tidal diperintahkan untuk memandang ke arah tempat sujud seraya membaca doa:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Robbanaa walakal hamdu
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Sujud
Selanjutnya lakukanlah gerakan sujud sambil membaca “Allahu Akbar”, dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni menempelkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki di lantai (sajadah).
Kemudian membaca doa :
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal ‘a’la wabihamdih 3x
“Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya.”
9. Iftirasy (Duduk Diantara Dua Sujud)
Setelah sujud kemudian duduk dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”, duduk ini disebut duduk di antara dua sujud (karena nantinya akan kembali melakukan sujud).
Caranya adalah dengan menduduki kaki kiri, dan telapak kaki kanan berdiri serta jarinya terletak di alas menghadap kiblat).
Seraya membaca :
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْزُقْنِى وَارْفَعْنِى
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warzuqnii warfa’nii
“Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, penuhilah kebutuhanku, berilah aku petunjuk dan tinggikanlah aku.” (Abu Dawud)
Setelah itu kembali melakukan sujud yang kedua (seperti keterangan pada poin ke 8) dan lalu bangkit untuk melanjutkan rakaat kedua.
Pada rakaat kedua setelah takbir 5x kemudian langsung membaca Al-Fatihah dan surah Al-Quran (tanpa doa iftitah), dilanjutkan sama persis (dengan rakaat pertama) hingga gerakan sujud kedua.
10. Tasyahhud Akhir
Selesai sujud kedua rakaat kedua, kemudian melakukan doa tasyahhud akhir dengan cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir.
Caranya adalah orang yang shalat duduk menyender pada pangkal paha kiri dengan posisi telapak kaki kiri keluar dari bagian bawah kaki kanan, sementara telapak kaki kanan dalam posisi tegak.
Sedangkan posisi tangan sama dengan pada saat duduk tasyahhud awal.
kemudian membaca :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidummajiid. Allahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahimm innaka hamiidum majiid.
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR. Bukhari)
12. Salam
Yang terakhir adalah mengucapkan salam (Assalaamu’alaikum wa rahmatullaah), yang diikuti dengan menengokkan wajah ke kanan pada saat mengucapkan kata ‘wa rahmatullah’ yang pertama dan menengokkan wajah ke kiri pada saat mengucapkan kata ‘wa rahmatullah’ yang kedua.
Mendengarkan Khutbah
Selesai melakukan gerakan salam maka berakhirlah pelaksanaan shalat istisqa, kemudian khatib diminta untuk membacakan khutbah sebanyak dua kali.
Sebelum dimulainya khutbah pertama, khatib membaca istighfar sebanyak 9x terlebih dahulu. Dan sebelum memulai khutbah kedua, khatib membaca istighfar sebanyak 7x.
Membaca Doa Minta Hujan
Doa minta hujan yang diriwayatkan oleh Imam As-Syafi’i, Abu Dawud, dan lainnya sebagai berikut :
Bacaan Doa Minta Hujan Arab
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Bacaan Doa Minta Hujan Latin
Allahummasqina ghaitsan mughitsan mari-an hani’an mari’an ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj’alnā minal qānithīn. Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika. Allāhumma anbit lanaz zar’a, wa adirra lanad dhar’a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi. Allāhummarfa’ ‘annal jahda wal jū’a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā
Arti Bacaan Doa Minta Hujan
“Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.”
Demikianlah penjelasan mengenai bacaan sholat minta hujan (shalat istisqa) lengkap beserta tulisan latin doanya dan artinya mulai dari takbir hingga salam. Semoga bermanfaat dan amalan kita semua diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, aamiin.
InshaaAllah, Allah akan selalu meridhoi orang yang menjalankan perintahnya dan mengagungkan namaNya. Wallahu a’lam bish shawab.